1. Bagian Depan Kapal
Konstruksi bagian ujung depan kapal adalah
merupakan serangkaian konstruksi yang dimulai dari bagian ujung depan kapal
sampai dengan sekat pelanggaran/ tubrukan (collision bulkhead). Ujung depan
badan kapal dirancang sedemikian rupa untuk memisahkan air secara baik agar
tidak menimbulkan tahanan air yang berlebihan. Dan, aliran ini diusahakan
supaya tetap streamline
sepanjang kapal, sehingga tahanan gelombang
kapal dapat dikurangi sampai sekecil mungkin. Linggi haluan merupakan bagian
terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah sampai ke lunas.
Gambar 4.1. Bentuk konstruksi haluan
Keterangan :
1. Bak rantai jangkar 14.
Balok ceruk
2. Ceruk haluan 15.
Senta sisi
3. Gudang 16.
Sekat horisontal berlobang
4. Pelat linggi 17.
Balok ceruk
5. Pelat lunas rata 18.
Penumpu tengah
6. Lutut horisontal 19.
Pelat hadap
7. Geladak kedua 20.
Pelat lutu
8. Penumpu geladak 21.
Wrang
9. Wrang 22.
Geladak haluan
10. Semen 23.
Geladak atas
11. Balok geladak 24.
Sekat horisontal memanjang
12. Gading-gading 25.
Sekat tubrukan
13. Balok geladak 26.
Alas berganda
1.1. Linggi Haluan
Linggi haluan
merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit dan juga penguat utama di bagian
ujung depan kapal. linggi batang dipasang dari lunas sampai garis air muat dan
ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Pada gambar ini
diperlihatkan konstruksi bagian depan kapal, lengkap dengan linggi pelat dan
linggi batang.
Linggi haluan merupakan bagian terdepan
kapal. Linggi ini menerus ke bawah sampai ke lunas. Pada saat ini yang lazim
dipakai ada dua macam, yaitu linggi batang dan linggi pelat. Kadang-kadang
dipakai juga gabungan dari kedua linggi ini. Adapun susunan konstruksi gabungan kedua linggi ini adalah sebagai berikut. Sebuah
linggi batang dari lunas sampai ke garis air muat dan disambung linggi pelat
sampai ke geladak. Penggunaan linggi pelat memungkinkan pembentukan suatu garis
haluan yang bagus. Hal ini akan memperindah penampilan linggi haluan kapal.
Selain juga untuk memperluas geladak dan memudahkan perbaikan linggi tersebut,
apabila suatu saat kapal menubruk sesuatu. Pelat sisi dapat diperlebar sampai
seluas geladak, sehingga memungkinkan bagian ujung depan kapal menahan hempasan
air laut dan menahan supaya percikannya tidak sampai ke permukaan geladak.
Linggi haluan merupakan kelanjutan dari lunas kapal dan merupakan penguat
yang paling utama dibagian ujung depan kapal. Linggi haluan juga merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit kapal. Bentuk dari linggi
haluan ini bermacam-macam antara lain :
·
Linggi haluan berbentuk lurus (stight bow)
·
Linggi haluan berbentuk miring (raked bow)
·
Linggi haluan berbentuk gunting (clipper bow)
·
Linggi haluan berbentuk bola / berumbi (bulbous bow)
Dari bermacam-macam bentuk linggi haluan diatas, yang sekarang paling
banyak dipakai adalah linggi haluan berbentuk miring dan bentuk berumbi. Kedua
konstruksi linggi ini menggunakan bahan pelat apa bila untuk kapal-kapal besar,
akan tetapi pada kapal-kapal kecil seperti kapal ikan, kapal tunda
kadang-kadang menggunakan bentuk miring dengan menggunakan bahan pipa pejal.
1.1.1 Konstruksi Linggi Batang
Konstruksi linggi batang adalah linggi yang terbuat dari
batang berpenampang bulat atau persegi empat. Linggi ini dilaskan di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian
atas dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menempel pada sisi-sisi dari linggi batang.
Gambar 4.2.
Bentuk linggi batang
Keterangan :
1.
Pelat
geladak teratas 4.
Sekat tubrukan
2. Pelat geladak kedua 5.
Pelat alas dalam
3.
Pelat
senta
Linggi ini dihubungkan (dilas) di bagian bawah dengan
ujung lunas pelat dan dibagian atas dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal
menmpel pada sisi-sisi dari linggi batang. Gambar 4.3 dibawah ini memperlihatkan linggi batang.
Persyaratan BKI mengenai linggi batang adalah luas penampang melintang
sebuah linggi batang dibawah garis air muat tidak boleh lebih kecil dari:
f = 1,25 L
(cm²)
di mana f = Luas penampang
L = Panjang kapal (m).
Mulai dari garis muat, luas penampang linggi batang boleh doperkecil dan
pada ujung teratas 0,75 f.
4.1.1.2 Konstruksi Linggi Pelat
Konstruksi linggi pelat dibuat
dari pelat dibuat dari pelat yang dilengkungkan dan diberi penegar pada tiap
jarak tertentu. Penegar ini disebut lutut linggi haluan (breasthook) dan
berbentuk sebuah pelat yang dipasang secara horizontal. pada linggi
pelat dipasang penegar berupa profil bulba atau batang lurus. Pemasangan pelat
kulit didaerah linggi haluan diberi ketebalan lebih dari pada pelat kulit
disekitarnya
Gambar 4.3. Bentuk linggi pelat
Gambar 4.4 Bagian depan kapal
1.1.3 Konstruksi Haluan Bola (bulbous bow)
Untuk
kapal yang dibuat pada masa sekarang, linggi haluan yang lurus (dibuat dari
besi batangan) sudah mulai ditinggalkan, terutama untuk kapal-kapal yang
ukurannya relative besar. Karena membutuhkan efisiensi yang lebih tinggi dalam
setiap gerakannya, usaha untuk itu adalah dengan memasang haluan bola (bulbous
bow) atau linggi dibawah garis air muat yang berbentuk bola. Haluan bola ini
dipasang sebagai usaha mengurangi tahanan gelombang yang terjadi karena gerak
maju kapal. Susunan konstruksi haluan bola dapat bervariasi, ada yang dibuat
dari pelat tuang yang dilengkungkan atau pelat berbnetuk silindris yang
dimasukkan kebagian depan kapal. Ketepatan berbagai hal, seperti perencanaan
yang tepat, dan pemasangan adalah pokok segalanya. Selain itu, haluan bola
merupakan perbaikan daya apung bagian depan kapal sehingga akan mengurangi
anggukan kapal. Konstruksi haluan bola terdiri atas pelat bilah tegak. Pelat
bilah ini akan mempertegar ujung bebas dari lutut linggi haluan yang dipasang
tepat didepan haluan bola. Pengelasan balok pada setiap jarak gading melewati
sekat berlubang yang terletak dibidang paruh kapal.
Gambar 4.5. Macam-macam bentuk bulbous bow
Gambar 4.6. Konstruksi bulbous bow
Bentuk lain dari bulbous bow adalah yang lebih ekstrim yaitu bagian
bawah garis air lebih menonjol kedepan lebih maju dari ujung geladak
atasnya, hal ini dimaksudkan agar dalam memecah gelombang lebih efektif
supaya gelombang relative kecil ketika menerpa lambing kapal (lihat
gambar 4.7).
Gambar 4.7. Konstruksi bulbous bow
Jika dilihat dari atas (tampak atas) maka bulbous bow ini bentuknya
hapir menyerupai setengah lingkaran sampai pada berbentuk setengah ellip
tergantung pada posisi potongan yang dikehendai atau posisi penguat
horisontalnya, pada gambar 4.8. menunjukkan pandangan atas dari
salahsatu posisi penguat horizontal.
Gambar 4.8. Pandangan atas dari bulbous bow
1.2. Sekat tubrukan
Pemasangan sekat tubrukan pada suatu kapal sangat dibutuhkan karena
sekat ini untuk menghindari mengalirnya air keruangan yang ada
dibelakangnya apabila terjadi kebocoran di ceruk haluan akibat menubruk
sesuatu dan dengan rusaknya ceruk haluan kapal masih selamat, tidak
tenggelam.
Gambar 4.9. Posisi Sekat tubrukan
1.3. Ceruk Haluan
Konstruksi pada ceruk haluan harus cukup kuat. Pada daerah ceruk
inilah yang pertama-tama mendapat hempasan gelombang. Hal ini disebabkan
letak ceruk ini dibagian depan kapal. Karena tidak ada momen lengkung
yang bekerja pada arah memanjang didaerah ini, pelat alas, pelat sisi,
dan pelat geladak tidak perlu tebal dibandingkan bagian tengah kapal.
BKI 2004 memberikan persyaratan mengenai wrang pelat sebagai berikut:
• Ketebalan wrang pelat diceruk tidak boleh lebih kecil dari:
t = 0,035 L – 5,0 (mm),160
• Ketinggian wrang pelat diceruk haluan diatas lunas sepatu linggi tidak
lebih kecil dari:
h = 0,06 H + 0,7 (m)
Gambar 4.10. Konstruksi ceruk haluan
Keterangan :
1.
Penguat samping
2.
Sekat tubrukan
3.
Pelat lajur dalam
4.
Pelat lunas tegak
5.
Pelat form
6.
Linggi
7.
Dek atas
8.
Fore castle deck
9.
Kotak rantai jangkar
10.
Pelat sekat horisontal berlobang
11.
Gading gading utama
12.
Gading gading antara
13.
Balok geladak
14.
Panting beam
15. Pelat
lutut
Gambar 4.11. Penumpu melintang ceruk haluan
1.
Penumpu tengah geladak 4. Gading
2.
Penumpu samping 5. Lutut
3.
Senta Ceruk 6.
Sekat bertulang
2. Bagian Tengah Kapal
2.1. Konstruksi Dasar
Susunan konstrusi dasar adalah suatu
susunan konstruksi yang terdiri atas kerangka memanjang ataupun melintang yang
terletak pada bagian dasar, baik untuk kapal, dasar ganda maupun dasar tunggal
atau alas tunggal.mNama-nama bagian konstruksi dasar adalah lunas, penumpu
tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelas alas, pelat alas dalam, pembujur
alas, pembujur alas dalam, dan wrang. Bagian konstruksi pelat alas dalam hanya
untuk kapal yang menggunakan dasar ganda. Pembujur alas dan pembujur alas dalam
hanya digunakan untuk kapal-kapal dengan sistem konstruksi memanjang atau
kombinasi.
Dengan penyusun bagian-bagian
konstruksi dasar tersebut sesuai persyaratan yang telah ditentukan oleh Biro
Klasifikasi Indonesia secara keseluruan konstruksi dasar akan mampu menunjang
kekuatan memanjang dan melintang kapal.
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal , Pada bagian lunas inilah, kapal
harus mampu menahan terjadinya kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.lunas
terdiri dari berbagai jenis yaitu lunas dasar, lunas tegak dan lunas lambung.
Lunas dasar merupakan lajur kapal pada dasar yang tebalnya +/-
35 % dari pada kulit kapal lainnya.Sedangkan lunas
tegak ialah lunas yang tegak sepanjang kapal, tebalnya 5/8 lebih besar daripada
lunas dasar pada 4/10 bagian lunas tegak ditengah – tengah kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung
yang berfungsi untuk melindungi kapal bila kandas. Lunas lambung ini biasanya
terdapat 1/4 - 1/3 dari panjang kapal pada bagian tengah yang berfungsi juga
untuk mengurangi olengan kapal. Dalam perkembangannya
dikenal tiga macam lunas yang sering dipakai, yaitu : lunas batang, lunas rata,
dan lunas kotak.
Gb 4.12 A, lunas
rata, B lunas batang, C lunas kotak
a. Pelat Alas
Pelat dasar (pelat alas) letaknya di
dasar kapal, sebelah kiri dan kanan lajur lunas. Pelat ini menerima beban gaya
tekan air, yang selanjutnya diteruskan ke wrang dan penumpu. Pemasangan pelat
ini sejajar dengan bidang simetri, mulai dari ujung depan sampai ujung belakang
kapal (Gambar 4.13)
Gambar 4.13 Pelat dasar
Gambar 4.14. Pelat Alas
1. Pelat alas
2. Lunas batang
3. Penumpu tengah
4. Wrang pelat
5. Pelat hadap
2.2. Konstruksi Dasar Tunggal
Kebanyakan yang menggunakan
konstruksi dasar tunggal adalah kapal tangki ataupun kapal-kapal kecil.
Konstruksi ini meliputi bagian yang memanjang, yaitu penumpu tengah, penumpu
samping, dan pelat dasar. Bagian melintang pada konstruksi ini dipasang
kerangka melintang, yaitu berupa wrang. Menurut BKI 2004, secara umum dasar
tunggal mempunyai ketentuan sebagai berikut :
-
Wrang alas harus
dipasang setiap jarak gading. Jika kapal mempunyai kemiringan (rise of floor)
pada 0,1 I dari ujung wrang sedapat mungkin tinggi wrang tidak kurang dari
setengah tinggi wrang sesuai ketentuan. (I adalah panjang wrang yang diukur
pada sisi atas wrang, dari pelat kulit ke pelat kulit kapal).
-
Untuk kapal alas yang
tinggi, terutama pada bagian ceruk buritan harus dilengkapi dengan
profil-profil penegar.
-
Wrang alas harus diberi
lubang jalan air, sehingga air dengan mudah mencapai tempat pipa hisap.
-
Jika lunas yang dipasang
berupa batang dengan penumpu tengah yang terputus, wrang harus membentang dari
sisi ke sisi kapal
1.
Lunas Batang (Bar keel)
2.
Penumpu tengah (centre
girder)
3.
Flange (Pelat hadap)
4.
Penumpu samping (side
girder)
5.
Wrang alas (solid floor)
6.
Pelat alas melintang
(transverse plate floor)
Gambar 4.15. Konstruksi dasar tunggal
2.3. Konstruksi Dasar Ganda
Daerah yang disebut dasar ganda
meliputi pelat alas, pelat alas dalam, pelat bilga, dan pelat tepi sebagai
kekedapannya. Pelat tepi yang dibuat atau penerusan pelat alas dalam sampai
bilga harus dipasang sumur-sumur atau pengumpul air untuk menggantikan
pemasangan permukaan pelat tepi yang dibuat miring. Seperti diketahui, pelat tepi
yang miring digunakan untuk mengumpulkan air kotor.Sesuai dengan ketentuan BKI,
tebal pelat tepi adalah 20% lebih tebal dari pelat alas dalam.
Gb 4.16 Wrang alas
terbuka (A) dan wrang alas penuh (B) pada Dasar Ganda dengan Sistem Konstruksi
Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang (
Flat bar stiffener )
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole )
Gambar 4.17. Konstruksi dasar tengah kapal
Gambar 4.18. Konstruksi dasarganda
1. Pelat alas dalam
2. Lubang peringan
3. Pipa pemasukan bilga
4. Pelat sisi
2.4. Konstruksi Lambung
Sistem
konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal pada pokoknya terdiri atas
dua sistem yaitu sistem kerangka gading melintang dan sistem kerangka gading
memanjang.
1)
Gading
Konstruksi kerangka gading-gading melintang
merupakan penegar-penegar tegak yang dipasang pada pelat lambung dan berfungsi
untuk memperkuat pelat lambung dari tekanan air di luar kapal. Pada kapal
dengan geladak jamak (lebih dari satu) gadinggading ini diberi nama sesuai
dengan letaknya. Gading-gading yang terletak di bawah geladak terakhir atau
geladak utama disebut gading utama, yang
terletak di antara dua geladak disebut gading antara, sedangkan yang disebut
gading bangunan atas adalah gading yang terletak di bangunan atas.
Konstruksi berikut adalah untuk
kapal-kapal yang menggunakan konstruksi dasar dengan penguatan profil-profil
memanjang. Pelat bilah dan pelat hadap gading dilas pada pelat alas dalam dan
dilengkapi dengan pelat lutut bagian bawah alas dalam, seperti Gambar4.21.a
Lutut bilga dilaskan pada pembujur alas dan pembujur alas dalam. Gading-gading
disambung dengan pelat lutut bilga yang diletakkan sebidang (Gambar4.21 a
b) dan dapat pula disambung secara berimpit dengan lutut bilga (Gambar4.21 cd)
Gambar
4.19. Gading besar (web frame) dan gading biasa (ordinary frame)mmml
Gambar 4.20 Hubungan Ujung-ujung Gading Palka
Keterangan 1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang
|
|
Gambar4.21. Detail Sambungan
Gading-gading dengan Lutut Bilga
|
2)
Pelat Bilga dan Lunas
Bilga
Pelat bilga merupakan lajur pelat yang mempunyai
jari-jari kelengkungan tertentu dan ditempelkan di antara pelat sisi dengan
pelat alas. Pada bagian luar dari pelat bilga ini dipasang lunas bilga yang
berbentuk sirip.
Gambar4.22. Penentuan Lebar Lajur Bilga (BKI)
Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan
bilga di kedua sisi kapal. Lunas ini berguna untuk mengurangi keolengan kapal.
Pemasangan lunas bilga secara memanjang dari ½ sampai 2/3 panjang kapal.
Gambar.4.23 Pelat bilga
Gambar 4.24 Lunas bilga
3). Kubu Kubu Dan Pagar
Kubu-kubu merupakan pagar yang
dipasang di tepi geladak dan berfungsi untuk menjaga keselamatan penumpang,
anak buah, dan juga melindungi barang barang di atas geladak agar tidak jatuh
ke laut pada saat kapal mengalami oleng.
Kubu-kubu yang sering dipakai pada
saat ini ada dua macam bentuk, yaitu kubu-kubu terbuka dan kubu-kubu tertutup.
1. Pelat Bilah
2. Pipa
3. Pipa pejal
4. Tiang penyangga
5. Geladak
6.
Pelat bilah memanjang
Gambar4.26.Kubu-kubu
Tertutup
1.
Pelat kubu-kubu
2. Pelat dengan flens
3. Flens/bilah hadap
4. Pelat penyangga
5. Balok geladak
6. Pelat lutut
7. Pelat lajur atas
8. Lubang pembuangan
9. Flens kubu-kubu
3. Bagian Belakang Kapal
3.1. Linggi Buritan
Konstruksi linggi buritan adalah bagian
konstruksi kapal yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi ini harus
diperbesar atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros baling-baling,
terutama pada kapal-kapal yang berbaling-baling tunggal atau berbaling-baling
tiga. Pada umumnya linggi buritan dibentuk dari batang pejal, pelat, dan baja
tempa atau baja tuang. Kapal-kapal biasanya mempunyai
konstruksi linggi buritan yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang
diikat dengan las lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling-baling tunggal
atau berbaling-baling tiga mempunyai konstruksi linggi buritan yang dibuat dari
bahan baja tuang yang dilas. Dengan pemakaian baja tuang, diharapkan konstruksi
liggi buritan dapat dibagi menjadi dua atau tiga bagian baja tuang yang akan
dilas digalangan. Hal tersebut juga untuk mendapatkan bentuk linggi yang cukup
baik.
Gambar 4.27. Konstruksi linggi
buritan
Keterangan :
1.
Sekat
ceruk buritan 9. Penumpu
alas tengah
2.
Lubang
untuk tangga 10. Wrang
3.
Penumpu
geladak 11. Lunas rata
4.
Geladak 12. semen
5.
Ruang
poros kemudi 13. Sekat membujur
6.
Balok
ceruk 14. Lutut
7.
Gading
ceruk 15. Balok
geladak
8.
Linggi
baling-baling 16. Daun
kemudi
Seperti
yang diperlihatkan pada Gambar 4.12. linggi buritan harus dihubungkan kuat-kuat
dengan bagian konstruksi lain dibelakang kapal. Hal ini diperlukan sebagai
peredam getaran dibelakang kapal yang berasal dari baling-baling atau kemudi
dan untuk menahan gaya-gaya yang timbul oleh gerakan kemudi atau baling-baling.
3.2.
Sepatu Kemudi
Bagian
bawah linggi buritan yang mendatar disebut telapak linggi sepatu kemudi (sole
piece). Telapak linggi ini berfungsi sebagai tumpuan dari kemudi
dan ukurannya.
Gambar4. 28 Penampang Sepatu Linggi
3.3. Sekat Ceruk Buritan
Seperti telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, sekat ceruk buritan disamping untuk membatasi ceruk buritan dengan
ruang muat atau kamar mesin juga berfungsi untuk pegangan (tumpuan) ujung depan
tabung poros baling-baling.
Sesuai dengan ketentuan dari Biro
Klasifikasi, pemasangan ceruk buritan pada jarak sekurang-kurangnya tiga sampai
lima kali jarak gading diukur dari ujung depan bos poros baling-baling dan
harus diteruskan sampai ke geladak lambung timbul atau sampai pada plat-form
kedap air yang terletak diatas garis muat.
Seperti halnya sekat-sekat lintang
lainnya, sekat ceruk buritan terdiri atas beberapa lajur pelat dengan
penegar-penegar tegak. Karena sekat ini digunakan untuk batas tangki, tebal
pelat sekat dan ukuran penegar ditentukan berdasarkan perhitungan tebal pelat
sekat untuk tangki dan penegar tangki. Demikian pula pada daerah sekat yang
ditebus oleh tabung poros baling-baling harus dilengkapi dengan pelat yang
dipertebal.
3.4. Ceruk Buritan
Ceruk buritan merupakan ruangan
kapal yang terletak dibelakang dan dibatasi oleh sekat melintang kedap air atau
sekat buritan. Ruangan ini dapat dimanfaatkan untuk tangki balas air meupun
untuk tangki air tawar. Bagian buritan pada umumnya berbentuk cruiser/ellips,
bentuk yang menyerupai bnetuk sendok dan transom, yaitu bentuk buritan
dengan dinding paling belakang rata.
Konstruksi buritan direncanakan
dengan memasang gading-gading melintang balok-balok geladak, wrang, penumpu
samping, penumpu tengah, dan penguat-penguat tambahan lain.
Gambar4. 29 Konstruksi Ceruk Buritan
Bentuk Cruiser
Gambar 4.29.a Ceruk buritan utk. Baling-baling ganda
Gambar 4.29b. Ceruk buritan cruiser utk. Baling-baling tunggal
Gambar 4.29c. Ceruk buritan transom utk. Baling-baling tunggal
.3.5. Tabung Poros
Baling-baling
Tabung poros baling-baling disangga
oleh sekat buritan dibagian depan dan oleh boss linggi baling-baling diujung
belakang.
Bagian depan tabung mempunyai pelat
hadap yang digunakan untuk mengikat tabung pada sekap ceruk buritan dengan baut
dan pada bagian belakang dibuat berukir untuk mengikat tabung terhadap boss
linggi baling-baling dengan menggunakan mur yang cukup besar.
Tabung buritan ini dapat dibuat dari bahan pipa
baja, yangbanyak digunakan untuk kapalkapal kecil. Bisa juga tabung ini dibuat
dari pelat baja yang dirol, yang biasa dipakai pada kapal-kapal yang lebih
besar. Karena merupakan bantalan, tabung ini
mempunyai sebuah bantalan diujung belakang dan sebuah lagi diujung depan. Untuk
pelumasannya dapat dipakai air, minyak pelumas, atau gemuk Bantalan mempunyai
celah-celah atau lubang-lubang dengan ukuran tertentu, agar minyak pelumas
dapat merata melumasi permukaan poros dan bantalan. Minyak pelumas ditampung
pada tangki khusus yang dihubungkan dengan system pipa ketabung buritan. Dengan
pemompaan, minyak pelumas dapat bersirkulasi dan melumasi bagian-bagian yang
memerlukan.
Pencegahan air laut supaya tidak
masuk ke system pelumasan ialah dengan paking-paking. Pada ujung bos poros
baling-baling dipasang pelat pelindung yang berfungsi untuk melindungi atau
mencegah masuknya benda-benda yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada paking. Konstruksinya
diperlihatkan pada gambar 4.30
Gambar4.
30 Tabung Buritan dengan Pelumasan Air
3.6. Kemudi
Kemudi kapal dan instalasinya adalah
suatu system didalam kapal yang memegang peranan penting didalam pelayaran dan
menjamin kemampuan olah gerak kapal. Sehubungan peran ini, seyogjanya sebuah
kemudi dan instalasinya harus memenuhi ketentuan didalam keselamatan suatu
pelayaran.
System kemudi mencakup semua bagian alat-alat yang
diperlukan untuk mengemudikan kapal, mulai dari kemudi, poros, dan instalasi
penggerak sampai ke pengemudinya sendiri, instalasi penggerak kemudi terletak
diruang mesin kemudi geladak utama dan peralatan untuk mengatur gerakan kemudi
diletakkan didalam ruang kemudi atau ruang navigasi.
Ruang instalasi harus dibuat bebas
dari peralatanperalatan lain, agar tidak menghalangi kerja instalasi penggerak
utama ataupun penggerak Bantu kemudi.
Ruangan tersebut harus direncanakan terpisah dari ruangan
lainnya dengan suatu dinding yang terbuat dari baja yang disebut mesin kemudi. Dibawah ini kemudi
dan instalasinya (Gambar4.
31)
Gambar4. 31 Kemudi dan Instalasinya
1. roda kemudi (jantera) 6. Pegas
2. Celaga kemudi 7. Tongkat kemudi
3. Transmisi 8. Daun kemudi
4. Kuadran kemudi 9. Roda gigi penggerak
5.
Motor listrik 10.
Ulir cacing.
3.7
Daun Kemudi
Daun
kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan penegar-penegar yang dikeling
pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk
kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang berukuran relative besar.
Kemudi pelat ganda terdiri atas lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga,
sehingga membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline), yang
bentuk penampangnya seperti sayap (foil).
Gb 14.32.a Konstruksi dalam daun kemudi pelat ganda
Gambar4.32.b Macam-macam kemudi